Aku pernah mencabut mawar yang indah meskipun ia berduri
Dan kini tak lagi dapat aku rasakan duri-duri yang sempat ku anggap sebagai rentetan perjuangan cinta kita
Maaf, ku rasa hanya cintamu
Karena aku yang membuat duri itu menjadi lebih tajam
Harusnya saat kau masih merekah di hatiku, aku bisa merasakan sakitnya berjuang pada hati ini
Aku menyesal…
Aku menyesal, wahai mawarku
Aku membuatmu layu lalu aku cabut kemekaranmu
Kini tak lagi dapat ku mencium wanginya
Tak lagi tahu sampai kapan aku bisa mendapat bibit mawar baru
Mawar..
Rasamu masih ada pada hati ini
Ku mohon jangan membenciku mawar
Karena aku sudah lebih dulu membenci
Baca: Sajak “Rahasia“